Review Film#2 Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak : Berani, Frontal, tapi Lembut



Marlina Si Pembunuh Empat Babak, mengangkat isu tentang feminis melalui 4 bagia cerita dimana seorang janda bernama Marlina berjuang melawan para "penganiaya" atas kekerasan dan ketidakadilan yang dialaminya. Berlatarkan di tanah sumba yang indah nan mempesona dengan kultur patriarkinya film ini sangat mampu membuat para penonton diam dan terpana akan keindahan visual yang disuguhkan, jalan cerita yang tak biasa dapat dengan mudah mencuri perhatian untuk selalu memandang layar lebar. Dengan berfokus pada tema yang diangkat, visual film, dan jalan ceritanya begitulah review ini akan bercerita, mari disimak ..





Sisi feminis begitu kental pada film ini sangat dapat kita lihat pada peran wanita yang digambarkan sebagai wanita tangguh, tak hanya marlina sebagai tokoh utama namun seluruh peran pendukung wanita pada film ini direpresentasikan dengan serupa. Marlina dengan ketenangan dan akal yang ia miliki mampu dengan "dingin" mengatasi ancaman atas kehormatannya yang ia terima, tanpa rasa takut untuk selalu mencari keadilan dan membalas dendam atas tindakan asusiala yang dialaminya, sungguh "perkasa" memang Marlina. Penggambaran serupa juga terlihat pada Novi, seorang perempuan yang sedang hamil besar, mampu berjuang melawan kekerasan yang dialaminya, tak hanya itu kemandiriannya untuk melalui masa kehamilan seorang diri semangin menegaskan betapa tangguhnya seorang perempuan hamil, dan bahkan dalam keadaan hamil Novi masih mampu untuk membantu kawannya Marlina yang terlibat dalam konflik meski dengan banyak tanggungan resiko. Perempuan memang semakin tangguh pada saat hamil. Satu lagi pada babak kedua juga hadir seorang ibu yang turut berjuang untuk kelancaran pernikahan anaknya, meski dengan fisik yang renta dan kulit yang mengkriput namun mama tetap berjuang untuk masa depan sang anak. Dalam babak kedua kisah film ini perjuangan, ketangguhan dan maskulinitas seorang perempuan sangat jelas dan begitu nyata di paparkan, seolah film ini ingin menyampaikan bahwa perempuan itu tangguh pada situasi dan keadaan apapun. Oiya satu lagi ada adegan yang sedikit menggelitik, biasanya di kebanyakan film kita akan meliahat dua atau lebih pria berdiri sambil berjejer buang air kecil, namun dalam film ini kita akan menemukan pemandangan yang berbeda dimana ada dua orang perempuan berjejer sambil jongkok buang air kecil dengan santai dan biasa ditemani obrolan-obrolan ringan, wah banget sih hihihi ..

Penyampaian isu sensitif, dibungkus dalam cerita yang sudah pasti menarik, film ini ditayangkan dengan alur lambat, tapi dijamin tidak akan bosen karena cerita didalamnya menegangkan. Bisa dipastikan bila setiap yang menonton dibuat menanti dan memperhatikan tiap-tiap adegan yang terjadi, serta menunggu apa yang akan terjadi. Ditayangkan dengan begitu frontal karena menampilkan adegan pembunuhan secara terang-terangan juga tindakan asusila sebagai konfliknya, sangat mampu membuat terheran-heran yang menonton. Belum lagi ditambah dengan instrumen musik dan lagu yang sebenarnya indah, tapi akan terasa bahkan lebih menakutkan dari suara lonceng ibu Pengabdi Setan karena kisah dalam cerita Marlin Si Pembunuh dalam Empat Babak.





Walau begitu, banyak pemecah ketegangan disisipkan disela-sela konflik, sesekali kita akan dibuat tertawa, dan seringkali akan dibuat terpesona, selain karna kecantikan Marsha Timothy yang memerankan Marlina juga karena kecantikan tanah sumba yang membuat hati terpanggil untuk mengunjunginya. Tiap lelocon yang dilontakan dapat membuat tawa yang renyah, dan setiap pemandangan atau gambar yang disunguhkan sangat mampu merepresentasikan keadaan tanah sumba yang indah namun tantus. Detail dan keindahan tiap gambar sangat mampu membuat ternganga. Favorit!

Secara keseluruhan film ini sangat layak untuk ditonton, karna ini bukan film biasa. Tapi waktu aku nonton film ini kemarin cukup memerlukan konsentrasi yang tinggi untuk mengerti tiap dialog yang diucapkan, karena percakapan menggunakan bahasa daerah dan terjemahan menggunakan bahasa inggris, belum lagi dengan adengan pembunuhan, melihat darah, dan kepala buntung, cukup membuat stres bagi yang aku pribadi tidak biasa menonton film sejenis itu. Namun hal-hal seperti itu semakin membuat aku meyakini film ini adalah salah satu film bagus yang tayang dibioskop selama 2017 dan film ini adalah film yang berkualitas. Berani, frontalm dan lembut, begilah kira-kira Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak, rate 8.5/10, terima kasih sudah menyimak cerita ku ..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film#1 Posesif : 3 Hal yang Bikin Suka

Review Film#4 Hotel Mumbai : It's Not About Religion, It's About Humanity

Dengerin 5 Lagu ini, Malam Natal Berasa Ditemenin SNSD